Di Indonesia perkembangan retail modern bagaikan jamur di musim penghujan
sangat pesat dan cepat sekali. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta
jiwa pada tahun 2013 dilihat sebagai peluang bagi para pengusaha retail modern.
Perubahan gaya hidup bagi sebagian penduduk Indonesia juga turut menyumbang
semakin meningkatnya jumlah retail modern di Indonesia, khususnya para generasi
muda yang cenderung enggan berbelanja di pasar tradisional dengan berbagai
alasan.
Retail modern sangat identik dengan supermarket atau pasar
swalayan yang pada dasarnya adalah toko yang menyediakan dan menjual semua
kebutuhan sehari-hari. Kata yang secara harfiah diambil dari bahasa Inggris ini
mempunyai arti pasar yang besar.
Barang-barang yang disediakan dan dijual pada supermarket adalah barang-barang
kebutuhan sehari-hari. Seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan rumah
tangga secara lengkap.
Jenis-jenis Retail Modern :
Retail Modern terdiri dari Supermarket ( Pasar Swalayan),
Hypermarket, Minimarket, Midimarket dan Toserba ( Toko Serba Ada ).
Perbedaan istilah Supermarket ( Pasar Swalayan), Hypermarket,
Minimarket, Midimarket dan Toserba ( Toko Serba Ada ) disebabkan oleh ukuran
bangunan, fasilitas, sarana dan prasarana pendukung dan banyaknya item produk
yang dijual.
1.
Supermarket
Supermarket memiliki ukuran bangunan antara 1000 M2 sampai
5000 M2, dengan fasilitas, sarana dan prasarana pendukung yang
lengkap dan menyediakan antara 5000 sampai 15000 item produk yang dijual, yang
terdiri antara lain : barang kelontong, makanan, minuman, pakaian,
sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ikan, sepeda, barang elektronik, furnitur,
pokoknya semua ada.
Contoh: Giant Supermarket, Carrefour Express, Foodmart, Lion Super
Indo, Luwes Supermarket, Laris Supermarket, Mitra Supermarket dan lain-lain.
Caverage area yang dilayani menjangkau hingga 10 KM.
2.
Hypermarket memiliki ukuran bangunan lebih dari 5000 M2,
dengan fasilitas, sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan menyediakan
lebih dari 15000 item produk yang dijual, yang terdiri antara lain : barang
kelontong, makanan, minuman, pakaian, sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ikan,
sepeda, barang elektronik, furnitur, pokoknya semua ada.
Contoh: Giant Hypermart, Carrefour, Hypermart, Lotte Mart dan
lain-lain.
Caverage area yang dilayani menjangkau hingga 50 KM.
3.
Minimarket memiliki ukuran bangunan antara 100 M2 sampai
300 M2, dengan fasilitas, sarana dan prasarana pendukung yang tidak
selengkap Supermarket dan Hypermarket, dan hanya menyediakan antara 3000 sampai
5000 item produk yang dijual, yang terdiri antara lain : barang kelontong,
makanan, minuman dan peralatan rumah tangga.
Minimarket menerapkan jam operasional yang lain dari
Supermarket dan Hypermarket yaitu hingga 24 jam.
Contoh: Alfamart, Indomaret, Ceriamart, Circle K, dan
lain-lain.
Caverage area yang dilayani hanya menjangkau kurang dari 2
KM.
4.
Midimarket memiliki ukuran bangunan antara 200 M2 sampai
1000 M2, biasanya sedikit lebih besar dari minimarket, dengan
fasilitas, sarana dan prasarana pendukung yang juga tidak selengkap Supermarket
dan Hypermarket, dan hanya menyediakan antara 3000 sampai 5000 item produk yang
dijual, yang terdiri antara lain : barang kelontong, makanan, minuman, daging,
buah-buahan dan peralatan rumah tangga.
Midimarket menerapkan jam operasional yang lain dari
Supermarket dan Hypermarket yaitu hingga 24 jam.
Contoh: Alfa Midi, dan sebagian dari jaringan Giant yang
dulunya bernama Hero.
Caverage area yang dilayani kurang dari 2 KM.
5.
Toko Serba Ada ( Departemen Store )
Toserba memiliki ukuran bangunan antara 1000 M2 sampai
5000 M2, dengan fasilitas, sarana dan prasarana pendukung yang
lengkap dan hanya menyediakan barang dengan kategori :
o
Barang-barang kebutuhan pria.
o
Barang-barang kebutuhan wanita.
o
Barang-barang kebutuhan remaja.
o
Barang-barang kebutuhan anak.
o
Alat-alat rumah tangga.
Contohnya : Matahari, Ramayana dan lain-lain.
Caverage area yang dilayani menjangkau hingga lebih dari 10
KM.
Disadur dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment