NH

Sunday 28 July 2013

Alat dan Tindakan Pengamanan Stasiun KRAP


ALAT DAN TINDAKAN PENGAMANAN
STASIUN KRAP

Dalam penyelenggaraan kegiatan KRAP dengan begitu banyaknya peralatan dan perlengkapannya, maka banyak hal pula yang membutuhkan perhatian dan kehati-hatian dari operatornya dalam hal ini anggota RAPI. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi segala kekeliruan dan resiko yang dapat timbul baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor peralatan maupun faktor manusianya sendiri.
Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang memadai bagi seorang anggota RAPI sebelum melaksanakan kegiatan KRAP agar terhindar dari segala kekeliruan yang mengakibatkan kerugian besar. Hal-hal yang perlu diketahui di antaranya :

I.          PENANGKAL PETIR
1.  Terjadinya petir
Gesekan antara dua gumpalan udara, misalnya apabila di udara terdapat angin yang bertiup pada arah yang berbeda, dapat menimbulkan adanya listrik statik pada gumpalan udara tersebut. Gumpalan udara yang bermuatan listrik ini, ada yang bermuatan positif dan ada yang negatif, kemudian bergerak sesuai arah angin dan berusaha untuk melepaskan kembali muatan listriknya.
Bila gumpalan udara yang bermuatan listrik positif bertemu dengan gumpalan udara dengan muatan yang berlawanan, maka pada jarak yang cukup dekat akan melepaskan muatan listriknya, terjadilah bunga api listrik yang disertai suara yang disebut petir.
Apabila gumpalan udara bermuatan listrik tidak bertemu dengan gumpalan udara lain yang bermuatan listrik berlawanan, maka bila dekat dengan bumi, akan berusaha untuk melepaskan muatannya ke bumi. Bila ada pohon atau rumah maka pelepasan muatan listrik disalurkan lewat pohon atau rumah tersebut. Sehingga pohon atau rumah yang digunakan perantara pelepasan muatan listrik tersebut dikatakan disambar petir.

2.  Fungsi penangkal petir
Pelepasan muatan listrik ke bumi akan lebih baik bila disalurkan melalui konduktor yang baik pula, misalnya melalui kabel tembaga yang ditanamkan ke dalam bumi serta menjulang tinggi ke langit,  akan lebih baik lagi bila ujung atasnya runcing. Inilah yang disebut alat penangkal petir.
Apabila di samping rumah dipasang sebuah penangkal petir, yang lebih tinggi dari rumah , maka petir lebih suka menyambar penangkal petir dari pada menyambar rumah. Jadi fungsi penangkal petir sebenarnya bukan menolak datangnya petir, tetapi menyediakan saluran yang baik bagi gumpalan udara yang bermuatan listrik untuk membuang muatan listriknya ke bumi.
Jadi sebutan penangkal petir harus dipahami sebagai penyalur petir atau penangkap petir. Suatu antena juga terbuat dari  bahan konduktor yang baik, coaxialnya juga konduktor yang baik dan di ground secara baik pula, maka antena adalah media penyalur petir yang sangat baik.
3.  Agar antena tidak di sambar petir
Sekarang mungkinkah antena aman dari sambaran petir? Suatu cara agar antena terhindar dari sambaran petir adalah dengan menempatkan banyak penangkal petir mengelilingi antena, yang merupakan pagar yang tingginya melebihi tinggi antena, sehingga gumpalan udara bermuatan listrik yang bergerak sebelum mencapai antena dihadang terlebih dahulu oleh penangkal petir.
Namun hal itu praktis tidak mungkin dilakukan, karena biayanya yang terlampau tinggi. Teknik pemagaran ini hanya digunakan pada gudang-gudang atau pabrik bahan peledak agar instalasi tersebut terhindar dari bahaya disambar petir.
 Penempatan penangkal petir di atas antena dapat juga sedikit memberikan pertolongan karena sebagian petir akan lewat penangkal tersebut, akan tetapi tidak ada jaminan untuk secara sempurna terhindar.
Sebagian akan tetap bergerak melewati antena dan walaupun yang mengalir melewati antena ini sangat kecil, tetap akan mengakibatkan kerusakan pada transceiver. Sehubungan dengan hal tersebut maka penempatan stasiun KRAP di dalam kamar tidur dan penempatan perangkat komunikasi di dekat tempat tidur, perlu dipertimbangkan secara masak untung dan ruginya, kaitannya dengan bahaya disambar petir.
Upaya dan tindakan yang harus dilakukan untuk menghindarkan perangkat komunikasi dari akibat negatif dari sambaran petir, yaitu :
1.     Selalu mencabut kabel coaxial sehabis digunakan, jauhkan dari transceiver, letakkan ujungnya sehingga tidak menyentuh ground  ( bumi ).
2.  Tidak mengudara pada saat ada kemungkinan terjadinya petir, misalnya pada waktu hujan.  Bila terpaksa mengudara gunakan perangkat jinjing atau Handy Transceiver ( HT ) dengan catu daya baterai.
3.     Lepaskan hubungan power supply dari jaringan PLN, karena petir dapat pula menyambar kabel listrik PLN di jalan, yang akibatnya dapat sampai pula ke power supply terus lalu ke transceiver.

4.  Alat kecil penghindar petir.
Di pasaran terjual pula alat kecil penangkal petir yang berfungsi sebagai penyaring. Alat ini akan menyalurkan frekuensi radio ke dalam pesawat dan membuang aliran petir ke bumi. Alat ini dapat pula sedikit menolong, akan tetapi tidak dianjurkan kepada rekan-rekan anggota RAPI untuk menggantungkan keamanan kepada alat ini.

II.         PEMERIKSAAN TOWER
Tower yang digalvanis akan jauh lebih tahan karat daripada yang tidak. Baut-baut tower yang terbuat dan bahan stainless steel akan lebih tahan karat. Khususnya untuk tower -tower yang tidak tergalvanis perlu adanya pemeriksaan secara berkala, setidak-tidaknya setahun sekali. Sehingga segala macam perubahan yang terjadi segera dapat terdeteksi dan dapat diambil tindakan pengamanan secara dini.

III.       PEMASANGAN ANTENA
Apabila jaringan listrik PLN di lokasi stasiun tidak terisolasi, maka khususnya untuk antena jenis Dipole perlu diperhatikan agar apabila tali pengikat putus tidak menimpa kawat listrik yang terbuka tersebut. Penggunaan kabel terisolasi untuk antena Dipole akan lebih menambah keamanan. Khususnya untuk antena Inverted V, maka ujung-ujung Dipole perlu ditempatkan pada ketinggian yang cukup sehingga tidak terjangkau oleh tangan manusia.

IV.        PENGGUNAAN STECKER/SOCKET
Ujung kabel power supply yang untuk ditancapkan ke jaringan listrik harus diberikan stecker yang sesuai, jangan dibiarkan telanjang. Untuk ujung kawat yang tidak boleh kena aliran listrik PLN diberikan socket yang jenisnya lain untuk menghindarkan salah tancap. Konektor lain-lainnya diusahakan agar jenisnya berlainan pula. Selanjutnya perlu pemberian tanda-tanda yang jelas, mana yang positif dan mana yang negatif.

V.         ISOLASI SAMBUNGAN
Semua sambungan kawat harus terisolasi dengan baik sehingga terhindar  dari   hubungan pendek. Sedapat mungkin semua sambungan disolder sehingga tidak mudah lepas yang dapat berakibat mengganggu operasi. 

Ditulis : JZ11PMB/Mas Sant Tosa

No comments:

Post a Comment