Jenis-jenis Baterai |
1.
Baterai Nickel Cadmium (NiCD)
Baterai Nickel Cadmium (NiCD) |
Baterai jenis ini dibuat pertama kali pada tahun 1946 dengan bahan dari
campuran antara nikel dan cadmium. Baterai jenis ini mempunyai tegangan stabil
sebagai salah satu kelebihannya. Baterai jenis ini memiliki
kapasitas yang besar dan merupakan baterai isi ulang ( rechargeable ) generasi
yang paling tua, namun jangan salah baterai jenis ini memiliki kelemahan berupa memory effect yaitu kristalisasi pada
baterai apabila tidak digunakan dalam waktu lama. Selain itu semakin lama
kapasitasnya akan semakin menurun jika pengisiannya belum kosong benar. Maka sebaiknya
pengisian ulang dilakukan pada saat daya baterai benar – benar habis.
Baterai ini juga memiliki memory effect permanen yang jika tidak dicharge
dengan cara yang benar lama kelamaan baterai ini akan menurun kapasitasnya
sebelum akhirnya sama sekali tidak dapat digunakan.
Perawatannya :
Usahakan mengisi baterai yang lama dalam keadaan benar-benar kosong,
sedangkan untuk baterai baru, usahakan charge baterai selama 12 jam,
selanjutnya lakukan pengisian baterai sampai penuh, tunggu sekitar 20 menit,
kemudian cabut charge. Jangan sampai baterai terlalu panas karena akan
mengakibatkan baterai cepat rusak.
2.
Baterai Nickel Metal Hydrade (NiMH)
Baterai Nickel Metal Hydrade (NiMH) |
Baterai jenis ini dikembangkan pada tahun 1980, merupakan kelanjutan
pengembangan dari baterai generasi sebelumnya yaitu baterai Nickel Cadmium
(NiCD). Baterai jenis ini sangat ramah lingkungan karena dibuat dari bahan-bahan
yang tidak menggunakan campuran senyawa kimia. Kapasitas baterai Nickel Metal
Hydrade (NiMH) adalah tiga kali lebih besar dari Nickel Cadmium (NiCD), tapi
Nickel Metal Hydrade (NiMH ) memiliki penurunan energi lebih besar, yaitu 10 %
sampai 30 % setiap bulan.
Baterai jenis ini juga memiliki memory
effect, namun hanya bersifat sementara. Jadi lebih fleksibel ketimbang
jenis baterai Nickel Cadmium (NiCD).
Memory effect pada baterai ini dapat diilustrasikan : Apabila setiap
baterai diisi hanya sebesar 60%, maka pada saat yang lain baterai akan lupa
bahwa masih ada ruang kosong sebesar 40% yang belum terisi. Baterai akan
menganggap 60% adalah 100% atau baterai terisi penuh. Pengisian ulang baterai
Nickel Metal Hydrade (NiMH) tidak harus menunggu daya benar – benar habis,
tetapi dengan konsekuensi akan terasa lebih cepat habis. Namun jangan kawatir
hal tersebut hanya berlangsung sementara, saat daya sudah benar-benar habis
kemudian isi kembali dan kemampuanya akan kembali normal.
Perawatannya :
Sama seperti merawat baterai Nickel Cadmium (NiCD) yaitu selalu mengisi
baterai yang lama dalam keadaan benar-benar kosong, sedangkan untuk baterai
baru, usahakan charge baterai selama 12 jam, selanjutnya lakukan pengisian
baterai sampai penuh, tunggu sekitar 20 menit, kemudian cabut charge. Jangan
sampai baterai terlalu panas karena akan mengakibatkan baterai cepat rusak.
3.
Baterai Lithium Ion (Li-Ion)
Baterai Lithium Ion (Li-Ion) |
Baterai jenis ini ditemukan pada tahun 1960, baterai jenis ini tidak
memiliki memory effect dan paling banyak digunakan untuk HP pada saat ini
karena bentuknya yang ringan, kapasitas penyimpanan energi yang baik, rasio
penurunan energi yang kecil hanya sekitar 5 % setiap bulan. Dibandingkan dengan
kedua generasi sebelumnya yaitu baterai Nickel Cadmium (NiCad) dan baterai
Nickel Metal Hydrade (NiMH), baterai jenis ini tidak lagi memiliki memory
effect. Jadi bisa diisi ulang tanpa menunggu daya baterai benar-benar habis.
Kekurangan dari baterai Baterai Lithium-Ion (Li-lon) memiliki life cycle ( siklus hidup ) yang lebih
pendek. Bahkan apabila dicharge berlebihan baterai jenis ini akan berakibat
menurun kemampuanya.
Perawatannya :
Usahakan mengisi baterai yang baru hingga benar-benar penuh, kemudian lepas
charge dan langsung cabut charger saat baterai sudah penuh. Apabila terlalu
lama (overcharge) akan merusak daya simpan baterai.
4.
Baterai Lithium-Polymer (Li-Po)
Baterai Lithium-Polymer (Li-Po) |
Baterai jenis ini dikembangkan
pada tahun 1996, karena menggunakan bahan polymer maka baterai ini sangat mudah
rusak ketika ditekan atau terjatuh, baterai ini memiliki kapasitas penyimpanan
energi 20 % lebih besar dari baterai Lithium Ion (Li-Ion). Baterai jenis ini
adalah baterai generasi yang paling
baru dari baterai isi ulang. Baterai jenis ini memiliki variasi
tegangan antara 2.7 Volt (kosong) hingga 4.23 Volt (terisi penuh) selain itu
baterai ini terlindung dari kondisi overcharge dengan membatasi tegangan yang
tidak lebih dari 4.35 Volt. Kelebihan baterai jenis ini adalah selain ramah lingkungan,
juga mempunyai keunggulan di atas baterai Lithium-Ion (Li-lon ).
Perawatannya :
Untuk perawatan baterai jenis ini, tidak jauh berbeda dengan jenis baterai Lithium
lon (Li-lon). Namun penangananya harus ekstra hati-hati. Mengingat sifatnya
yang cair dengan tekanan yang cukup keras bisa menyebabkan bentuk baterai
berubah. Kelemahan baterai jenis ini justru mengharuskan pengisian ulang
baterai jangan sampai menunggu daya benar-benar habis. Dengan kata lain sedapat
mungkin ketika peralatan elektronika yang menggunakan batarai jenis ini
memberikan peringatan baterai lemah, langsung diisi ulang. Apabila tidak,
peralatan elektronika yang menggunakan batarai jenis ini akan susah untuk
diaktifkan karena baterai belum pulih sepenuhnya.
Disadur dari
berbagai sumber
Tidak kalah dengan sanyo, Ultrafire adalah salah satu merek baterai rechargeable yang cukup handal dan murah.
ReplyDeleteSebagai referensi silahkan tengok link berikut : http://tokomaksi.com/handphone_tablet/power_bank