NH

Tuesday, 11 June 2013

Konsep dasar Merchandising


KONSEP DASAR MERCHANDISING


A.   DEFINISI MERCHANDISING

Secara singkat merchandising dapat diartikan sebagai upaya pengadaan dan penanganan barang.
Davidson(1988) menyebutkan bahwa terminology
1.  Right Merchandise
berarti jenis, model, merek, warna, ukuran, dan lainnya yang ingin dibeli oleh konsumen.
2.  Right Place
merujuk bukan hanya pada lokasi toko, melainkan barang apa yang selayaknya ada di suatu toko dan tempat pajangan di dalam toko itu sendiri.
3.  Right Time
berarti bahwa keberadaan barang di toko tepat pada saat konsumen membutuhkan barang tersebut.
4.  Right Quantities
berarti bahwa keberadaan barang dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan konsumen
5.  Right Prices
adalah tingkat harga barang yang pantas dan bersaing pada tingkat mana masih memberikan keuntungan bagi retailer.
Dari beberapa definisi merchandising relative sama, yaitu :
1.  Merujuk pada proses pengadaan dan penanganan barang dalam internal retailer.
2.  Merujuk pada kondisi-kondisi jenis, harga, jumlah/kuantitas, waktu, dan tempat merchandise yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
3.  Secara implicit menunjukkan bahwa konteks pemenuhan kebutuhan konsumen merupakan kepentingan retailer sebagai pusat penyedia kebutuhan.

B.   Pandangan Baru Tentang Retail Merchandising
Merchandising dalam konteks kekinian harus dipandang bukan sekedar sebagai suatu proses internal, melainkan sebagai suatu rangkaian dari upaya retailer dalam penyaluran barang atau jasa dari manufacture dan atau distributor kepada konsumen sesuai dengan tingkat kebutuhannya, melainkan suatu kolaborasi aksi secara simultan dengan supplier dalam suatu consumer driven supply chain dan category management.

C.   Fungsi-Fungsi Merchandising

              Ada 3 fungsi merchandising yaitu :
1.            Merchandise Purchasing/Pengadaan Barang
Fungsi Purchasing ditujukan untuk mendapatkan sumber dari merchandise yang dibutuhkan oleh   konsumen pada suatu tingkat harga yang pantas dengan melakukan dealing trading term condition dengan supplier yang bersangkutan
2.            Merchandise Condification Process/Kodifikasi dan System Informasi
Keberadaan codification dept (coding center) adalah sebagai konsekuensi dari implementasi komputerisasi merchandising system dan upaya atau bentuk perhatian terhadap tuntutan category menegement. Dengan adanya spesificasi penugasan codification dalam me-manage data merchandising system yang kemudian secara otomatis akan berimplikasi pada akurasi informasi, analisis dan pelaporan (reporting) dari seluruh aspek dan bagian dari retailer yang bersangkutan.
3.            Proses Penjualan Barang/Merchandise Hadling Process
Kegiatan penjualan barang merupakan hal terpenting dalam kehidupan retailer karena disitulah lading penghasilannya. Tempat retailer menanamkan harapannya untuk bisa bertahan hidup. Penjualan barang merupakan proses antara untuk mendapatkan keuntungan.

Dalam proses belanjanya konsumen akan menetapkan pilihan atas barang yang tersedia di toko oleh commercial dept dan proses transaksi penjualan dimulai ketika konsumen masuk ke konter kasir. Untuk melakukan pembayaran atas barang-barang pilihannya. Saat itu terjadi transaksi antara kasir dengan konsumen tersebut. Dimana kasir menginput item per item barang yang dibeli, menyebutkan total yang harus dibayar dan konsumen melakukan pembayaran sejumlah yang disebutkan.

Sumber dari :
Paradigma Baru Dalam Manajemen Ritel Modern
Asep ST Sujana. Graha Ilmu

No comments:

Post a Comment